Berita Utama

Sekar Rinambat Melaju ke Wastra Batik Festival: Dari Dolokgede ke Panggung Nasional

×

Sekar Rinambat Melaju ke Wastra Batik Festival: Dari Dolokgede ke Panggung Nasional

Sebarkan artikel ini
Sekar Rinambat Melaju ke Wastra Batik Festival: Dari Dolokgede ke Panggung Nasional
Sekar Rinambat Melaju ke Wastra Batik Festival: Dari Dolokgede ke Panggung Nasional

Suaradesa.co, Bojonegoro – Di balik gemulai motif dan warna-warna alami yang tertuang di selembar kain, tangan-tangan terampil kelompok batik Sekar Rinambat dari Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, Bojonegoro, terus bergerak mencipta karya.

Kini, kelompok kecil berisi sepuluh perempuan pembatik itu bersiap menembus panggung lebih besar: Wastra Batik Festival yang digelar oleh Pemkab Bojonegoro pada 18–21 Juni 2025 mendatang.

Keberhasilan ini menjadi tonggak baru perjalanan mereka yang dimulai dari pelatihan sederhana delapan tahun lalu.

“Awalnya kami hanya ikut pelatihan membatik dari PEPC (Pertamina EP Cepu) tahun 2016. Lama-lama serius, lalu tekun memproduksi. Sekarang bisa ikut festival besar seperti ini,” tutur Tri Astuti (41), Ketua Kelompok Sekar Rinambat, sambil sesekali menguaskan pewarna alami ke kain batik.

Meski hanya sepuluh orang, mereka tetap produktif. Setiap hari, sedikitnya tiga potong batik berhasil mereka selesaikan. Jumlah itu bisa meningkat pada momen tertentu, seperti masa pembuatan seragam guru atau saat pesanan dari acara khusus datang.

Baca Juga :  Tantangan di Balik Bertambahnya Desa Penghasil Migas di Bojonegoro

Menurut Tri, keberlanjutan kelompoknya tak lepas dari peran PEPC yang rutin memberdayakan mereka, baik dalam pelatihan maupun pemesanan.

“Setiap PEPC ada acara, pasti ambilnya dari kami. Itu yang sangat membantu kami terus hidup dan berkembang,” ujarnya.

Bahkan, Sekar Rinambat telah menampilkan karya unggulan mereka: batik eco print, yang pernah laku di ajang pameran di Surabaya dengan harga minimal Rp1 juta per lembar. Keberhasilan ini menjadi tonggak baru perjalanan mereka yang dimulai dari pelatihan sederhana delapan tahun lalu.

Di Wastra Batik Festival nanti, Sekar Rinambat tak hanya membawa karya lama.

Mereka juga akan menandai momen istimewa dengan memamerkan dua motif khas Bojonegoro yang baru saja diluncurkan oleh Pemkab Bojonegoro, salah satunya adalah motif Sewu Sendang.

Baca Juga :  Pandemi Covid-19, Manajemen Dan Pekerja PEPC Beri Donasi

Motif ini memvisualisasikan kekayaan sumber mata air di kawasan perbukitan Bojonegoro, menjadi simbol harapan baru bagi regenerasi alam dan budaya lokal.

Tri Astuti dan timnya mengolah motif itu dengan sentuhan tangan khas batik tulis, dipadukan pewarnaan alami yang menjadi ciri khas kelompok mereka.

“Motifnya kami sesuaikan dengan karakter batik Sekar Rinambat yang lembut dan sarat makna alam. Kami bangga bisa ikut serta mewakili Bojonegoro,” kata Tri, penuh semangat.

Kini, rumah kayu sederhana yang mereka jadikan tempat produksi batik tak lagi sekadar ruang berkarya.

Ia telah menjelma menjadi titik lahirnya kreativitas perempuan desa, sekaligus saksi bahwa dari tempat terpencil pun, bisa lahir karya yang layak tampil di panggung nasional.(red)