Berita Utama

Program Gayatri Bojonegoro Digaungkan untuk Entaskan Kemiskinan, HMI Soroti Konsep yang Dinilai Belum Matang

×

Program Gayatri Bojonegoro Digaungkan untuk Entaskan Kemiskinan, HMI Soroti Konsep yang Dinilai Belum Matang

Sebarkan artikel ini
Program Gayatri Bojonegoro Digaungkan untuk Entaskan Kemiskinan, HMI Soroti Konsep yang Dinilai Belum Matang
Program Gayatri Bojonegoro Digaungkan untuk Entaskan Kemiskinan, HMI Soroti Konsep yang Dinilai Belum Matang

Suaradesa.co, Bojonegoro – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro tengah menggagas program unggulan bertajuk Gerakan Ayam Petelur Mandiri (Gayatri) sebagai salah satu strategi pengentasan kemiskinan di wilayah pedesaan.

Program ini digelontorkan dengan anggaran besar, mencapai Rp7 miliar, dan menyasar ratusan kepala keluarga (KK) di sejumlah desa.

Dalam pelaksanaannya, tiap desa akan dipilih enam KK yang akan menerima bantuan berupa 50 ekor ayam petelur lengkap dengan sarana pendukung seperti kandang, pakan awal, dan vitamin.

Pemerintah berharap bantuan ini dapat menjadi sumber pendapatan harian bagi masyarakat melalui hasil produksi telur secara mandiri.

Namun, program ini mendapat sorotan dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bojonegoro. Ketua Umum HMI, Rony Sugiarto, menyatakan bahwa meskipun Gayatri merupakan inisiatif positif, namun konsep dan perencanaannya dinilai belum matang.

Baca Juga :  Bupati Bojonegoro Bersama EMCL Resmi Luncurkan Program Gayatri untuk Kemandirian Ekonomi Warga

“Kami mendukung setiap program yang bertujuan menyejahterakan rakyat, tetapi jangan sampai niat baik ini justru berakhir gagal karena perencanaan yang terburu-buru. Dengan anggaran Rp7 miliar, program ini harus transparan, terukur, dan berkelanjutan. Jangan sampai hanya jadi program seremonial yang tidak jelas hasilnya,” ujar Rony.

HMI menyoroti beberapa aspek yang dinilai krusial namun belum tersampaikan secara jelas oleh pihak pemerintah. Di antaranya adalah pola pendampingan teknis dan pelatihan bagi penerima manfaat, mekanisme distribusi ayam dan pakan, serta kesiapan infrastruktur dan sistem monitoring setelah bantuan disalurkan.

Rony juga menekankan pentingnya memperhatikan aspek teknis peternakan, termasuk usia ideal ayam petelur yang seharusnya mulai dipelihara saat berumur 16-18 minggu, untuk memastikan produktivitas telur yang optimal selama 12 hingga 14 bulan ke depan.

Baca Juga :  Bupati Bojonegoro Mantabkan Persiapan Program Gayatri

Lebih lanjut, HMI meminta agar pelaksanaan program Gayatri melibatkan akademisi, komunitas peternak lokal, dan organisasi kepemudaan agar program tidak berhenti pada distribusi bantuan, tetapi mampu menyentuh akar struktural dari persoalan kemiskinan.

“Memberi ayam itu mudah. Tapi memastikan ayam tetap hidup, bertelur, dan hasilnya bisa dijual – ini yang perlu perhatian. Jangan sampai program ini menjadi proyek coba-coba yang berujung pada pemborosan anggaran,” tegas Rony.

Sebagai bentuk kontrol sosial, HMI Cabang Bojonegoro berkomitmen untuk mengawal program ini secara menyeluruh agar benar-benar berpihak pada rakyat kecil dan tidak menjadi sekadar alat pencitraan menjelang tahun politik.(red)