Suaradesa.co, Bojonegoro – Kerusakan bangunan penahan tebing Sungai Bengawan Solo di Desa Lebaksari dan Tanggungan, Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro, terus menjadi sorotan. Proyek senilai Rp40 miliar itu baru selesai dibangun, tetapi sudah mengalami kerusakan.
Meskipun Pemkab Bojonegoro berjanji menindaklanjuti masalah ini, mereka belum mengambil tindakan nyata. Sikap pasif ini memicu kritik, salah satunya dari NGO Jalak yang mempertanyakan keseriusan pemerintah.
“Katanya mau ada analisa dan hasil rekomendasi teknis, tapi mana? Ini kok tidak ada kabar,” ujar Ketua NGO Jalak Santoso yang mencurigai ketidaktegasan pemkab.
Sebelumnya, Kabid PU SDA Bojonegoro, Iwan Kristian, mengklaim bahwa timnya sudah menganalisa kondisi tebing sejak Januari. Mereka menemukan adanya penurunan tanah di lokasi proyek.
Namun, perbaikan jalan yang sedang berlangsung menghambat akses alat berat. Iwan menambahkan, pelaksana proyek harus menyelesaikan perbaikan dalam 150 hari. Jika situasi di lapangan belum memungkinkan, mereka masih memiliki waktu dalam masa perawatan satu tahun.
Lambannya respons pemkab membuat masyarakat kecewa. Publik berharap proyek miliaran rupiah ini tidak menjadi ajang pemborosan anggaran.(red)