Suaradesa.co (Malo) – Pandemi Covid-19 masih belum berakhir. Entah sampai kapan, wabah tersebut hilang dari muka bumi tidak terkecuali di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Keberadaan Covid-19 membuat pelaku ekonomi harus memutar otak demi kelangsungan hidup mereka. Seperti perajin gerabah di Desa Malo, Kecamatan Malo, Kabupaten Bojonegoro.
Akibat virus tersebut, pengunjung wisata edukasi gerabah menurun hingga 100 persen. Penurunan ini belum pernah terjadi sejak berkembangnya sentra industri gerabah Malo sepuluh tahun terakhir.
“Penurunan pengunjung hingga 100 persen,” Ketua Wisata Edukasi, Nurul Aini (40), Kamis (28/1/2021).
Seiring penurunan pengunjung, tingkat penjualan juga menurun drastis. Tidak ada lagi produksi kerajinan gerabah yang dilakukan setiap hari.
“Sekarang, membuat kerajinan hanya jika ada pesanan saja,” imbuhnya.
Meskipun berdasarkan pesanan, jumlahnya sangat sedikit. Bahkan, tidak ada pesanan sama sekali. Padahal, sebelum masa pandemi para perajin mampu produksi 100-1000 berbagai macam gerabah.
“Oleh sebab itu, banyak perajin yang banting setir jadi pedagang,” tukasnya.
Mereka banyak yang alih profesi karena menjual gerabah tidak bisa lagi menjadi mata pencaharian utama. Banyak yang jadi pedagang di pasar atau serabutan.
“Sekarang industri gerabah di Malo macet total. Gerabah bukan lagi andalan mata pencaharian warga disini,” pungkasnya.(*Tya)