Berita UtamaSerba Serbi

Olah Limbah Masker Jadi Pot Estetik

×

Olah Limbah Masker Jadi Pot Estetik

Sebarkan artikel ini
Olah Limbah Masker Jadi Pot Estetik

Suaradesa.co – Ahmad Fauzi

Bojonegoro – Di Indonesia, Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) diperingati setiap tanggal 21 Februari. Kementerian Lingkungan Hidup mencanangkan 21 Febuari 2006 sebagai Hari Peduli Sampah untuk pertama kalinya setelah terjadinya tragedi Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, pada 21 Februari 2005.

Biasanya, HPSN diperingati dengan kegiatan bersih-bersih sampah di pasar dan sungai. Ada juga yang memperingati hari tersebut dengan melakukan daur ulang limbah plastik.

Di Kabupaten Bojonegoro, pelaku bank sampah bersama pegiat lingkungan hidup dan pelaku ekonomi kreatif mendaur ulang limbah masker dan popok sekali pakai (diaper) menjadi kerajinan pot yang indah dan memiliki nilai jual yang cukup tinggi.

Adanya sampah masker yang terbuang begitu saja hampir di setiap tempat sampah umum sangat membahayakan di tengah Pandemi Covid 19. Tentunya perlu diambil suatu langkah nyata dalam mengurangi resiko penyebaran Covid 19 terkait sampah masker ini.

Baca Juga :  Inspektorat Bojonegoro Buka Ruang Konsultasi bagi Desa

Selain masker, banyak juga popok bayi yang dibuang begitu saja di sungai, got dan tempat sampah umum. Popok bayi ini bahkan masih penuh dengan feses bayi. Tentunya akan menjadi sumber penyakit dengan adanya lalat yang hinggap pada popok tersebut dan beterbangan lalu hinggap di sekitar kita.

Mencermati hal tersebut, Bank sampah Toga Mas menggelar pelatihan bagi masyarakat Bojonegoro bersinergi dengan Creative Economy Center (CEC). Kegiatan ini dilaksanakan Minggu (20/2/2022) di Bank Sampah Toga Mas Bojonegoro.

Reni Dhesi Ariastuti selaku narasumber dalam kegiatan ini menuturkan bahwa aksi nyata dalam HPSN sangat penting.

“Terutama untuk menjaga semangat peduli sampah terutama bagi generasi muda saat ini,” imbuhnya.

Baca Juga :  Dinkes Beri Pelatihan KIE Bagi Pengusaha Kuliner

Reni yang juga Koordinator bidang kerajinan di CEC juga prihatin atas semakin banyaknya perilaku masyarakat yang tidak peduli sampah dan bahaya kesehatan yang bisa ditimbulkan.

Ketua panitia kegiatan ini, yakni Latifah Fudholi menyampaikan bahwa bank sampah harus terus berinovasi. Hal ini agar peran bank sampah lebih optimal dalam pengelolaan sampah.

“Tidak hanya mengumpulkan, memilah dan menjual kembali, namun bank sampah juga harus beraksi nyata dalam kegiatan daur ulang sampah,” tukasnya.

Bu Ifa, sapaan akrabnya, berharap bahwa dengan adanya kegiatan ini, generasi muda Bojonegoro akan lebih peduli terhadap sampah. Dan akan lebih bersemangat dalam melakukan 3R. Yakni Reuse (menggunakan kembali), Reduce mengurangi) dan Recycle (mendaur ulang).(*Zi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *