Bojonegoro – Penurunan produksi minyak dan gas di Bojonegoro dalam beberapa tahun mendatang menjadi sebuah keniscayaan. Hal ini diperkirakan akan berdampak signifikan terhadap pendapatan daerah dan pembangunan.
Bakal calon bupati Bojonegoro, Teguh Haryono, yang akrab disapa Mas Teguh, membahas persoalan ini saat bersilaturahmi dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah di aula kantor PD Muhammadiyah, beberapa waktu lalu.
“Pendapatan dari sektor migas diprediksi akan terus menurun. Oleh karena itu, diperlukan langkah konkret dari seorang pemimpin untuk mempersiapkan masa transisi pasca migas,” ujar Mas Teguh.
Sebagai anggota Komite Kebijakan Industri Pertahanan di Kementerian Pertahanan RI, Mas Teguh menekankan pentingnya penyiapan infrastruktur digital di desa-desa dan pengembangan agroindustri. Selain itu, ia juga menyoroti sektor pendidikan dan kesehatan sebagai prioritas utama pembangunan Bojonegoro.
“Infrastruktur jalan juga akan kita tingkatkan dan bangun dengan lebih baik lagi,” tegas Mas Teguh, yang pernah menjabat sebagai Direktur PT Tripatra Engineers & Constructors, perusahaan yang terlibat dalam proyek migas di Blok Cepu.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua PD Muhammadiyah Bojonegoro, H. Suwito, menyatakan kegembiraannya dapat berdialog dengan Mas Teguh. Ia berharap, jika kelak Mas Teguh terpilih menjadi bupati, ia dapat bersikap adil tanpa membedakan golongan.
“Saya berharap jika Pak Teguh menjadi bupati, beliau bisa berlaku adil untuk semua. Muhammadiyah tidak pernah meminta apa pun dari Pemkab Bojonegoro,” ujar H. Suwito, yang juga pensiunan Kepala Departemen Agama Kota Surabaya.
Silaturahmi tersebut memperkuat komunikasi antara tokoh masyarakat dan bakal calon pemimpin Bojonegoro, terutama dalam mempersiapkan masa depan pasca migas. (fa)