Berita Utama

Lembaga Dakwah PBNU Ingatkan Etika Dakwah: “Dakwah Itu Mengajak, Bukan Mengejek”

528
×

Lembaga Dakwah PBNU Ingatkan Etika Dakwah: “Dakwah Itu Mengajak, Bukan Mengejek”

Sebarkan artikel ini

Jakarta – Sekretaris Lembaga Dakwah PBNU, KH. Nurul Badruttamam, menekankan pentingnya menjaga etika dan kesantunan dalam berdakwah, baik secara langsung maupun melalui media sosial.

Menurutnya, dakwah yang bijak harus mengedepankan ajakan yang penuh kasih, bukan ejekan yang melukai.

“Da’i dan da’iyah harus memahami batasan dalam berbicara di depan umum serta saat memposting konten di media sosial. Pesan yang disampaikan tidak boleh menyinggung perasaan orang lain, melainkan menjaga kerukunan dan kedamaian,” ujar KH. Nurul Badruttamam dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (4/12/2024).

Dalam ceramahnya, KH. Nurul mengingatkan bahwa dakwah harus dilakukan dengan hati-hati, menghindari reaksi emosional yang dapat merugikan citra diri atau organisasi. Setiap dai dianjurkan untuk fokus pada materi yang telah disiapkan dengan baik dan menghindari pengaruh masalah pribadi.

Baca Juga :  Minta Ketua Kelompok Tani Pro Aktif Akomodir Anggota

“Ketika menyentuh topik sensitif, berpikir ulang sebelum berbicara adalah langkah bijak. Kritik harus konstruktif dan tidak menyakitkan,” tambahnya.

KH. Nurul juga menyoroti peran humor dalam dakwah. Humor seharusnya digunakan untuk menciptakan suasana yang nyaman dan menyentuh hati, bukan untuk merendahkan orang lain. Ia mencontohkan humor yang diajarkan oleh almarhum Gus Dur, yang selalu penuh dengan nilai moral dan sosial.

“Humor yang diajarkan oleh Gus Dur bukan untuk mengejek, melainkan untuk memberikan pelajaran yang mencerahkan dengan cara yang ringan dan mudah diterima,” katanya.

Baca Juga :  Kesbangpol : Saatnya Tingkatkan LSM di Bojonegoro

KH. Nurul menutup pesannya dengan mengingatkan bahwa dakwah adalah upaya untuk merangkul, bukan memukul dengan kata-kata tajam. Mengacu pada teladan Rasulullah SAW, ia menegaskan bahwa dakwah harus dilakukan dengan penuh kasih sayang dan tanpa paksaan.

“Dakwah yang bijak mengajak umat meningkatkan kualitas hidup dan ibadah mereka dengan penuh penghormatan, bukan dengan cara merendahkan siapa pun,” pungkasnya.

Pesan ini menjadi pengingat penting bagi para dai di era media sosial yang serba cepat, di mana setiap kata dan tindakan dapat dengan mudah diakses publik. Dakwah yang santun dan penuh kasih akan selalu menjadi jembatan menuju persatuan dan kedamaian.(rin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *