Suaradesa.co (Bojonegoro) – Tak ada kata terlambat bagi Viana. Pemilik Bolen Pisang Kayangan ini mulai merintis usaha sejak awal pandemi untuk pemasukan tambahan bagi keluarga. Usahanya kini mulai merambah dikenal masyarakat sebagai oleh-oleh khas Bojonegoro.
Perempuan yang kini berdomisili di Kecamatan Campurejo ini mengatakan niat menjadi modal utama dalam merintis usaha. Sehingga ide untuk berjualan bolen pisang pun tercetus. Dari hobi memasak tadinya, Viana mencoba berbagai resep bolen. Berbagai varian mulai dari bolen pisang coklat dan bolen pisang keju menjadi menu andalannya.
Satu kotak bolen isi 10 dipatok harga Rp 30 ribu.
Jika konsumen memesan bolen untuk dijadikan oleh-oleh, Viana mengemas produk makanannya dengan kemasan khusus. “Ada kemasan khusus kotak dan tampilannya lebih cantik untuk dijadikan oleh-oleh,” ujar Viana sambil menunjukkan foto kemasan tersebut.
Sementara untuk penjualan, Viana mengandalkan penjualan offline dan online. Online melalui WhatsApp dan Facebook, sedangkan penjualan offline dititipkan ke toko-toko tradisional di Bojonegoro. Viana mengatakan, penjualan Bolen Pisang Kahyangan sudah mencapai luar kota khususnya Bali. Selain itu juga sampai ke Trenggalek, Tulungagung, dan Jakarta.
“Saya juga menerima pemesanan untuk suguhan tahlil. Biasanya ada yang pesan isi satu, dua atau tiga bolen. Harganya menyesuaikan,” imbuh Viana.
Tak hanya memproduksi bolen pisang, Viana juga membuat donat dan brownies. Satu kotak donat isi 12 dipatok Rp 35 ribu. Sementara brownies Rp 25 ribu. Viana menuturkan, besar harapannya jika industri makanan dan minuman di Bojonegoro bisa tumbuh masif dan UMKM turut terdongkrak perekonomiannya meski di tengah pandemi Covid-19. (Red)