Berita Utama

Konfercab IPNU-IPPNU Bojonegoro: Regenerasi Kepemimpinan dan Kepedulian terhadap Krisis Air Bersih

408
×

Konfercab IPNU-IPPNU Bojonegoro: Regenerasi Kepemimpinan dan Kepedulian terhadap Krisis Air Bersih

Sebarkan artikel ini
Konfercab IPNU-IPPNU Bojonegoro: Regenerasi Kepemimpinan dan Kepedulian terhadap Krisis Air Bersih
Konfercab IPNU-IPPNU Bojonegoro: Regenerasi Kepemimpinan dan Kepedulian terhadap Krisis Air Bersih

Bojonegoro, 16 Februari 2025 – Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PC IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PC IPPNU) Bojonegoro sukses menggelar Konferensi Cabang (Konfercab) IPNU XVII dan IPPNU XVIII pada 15-16 Februari 2025. Acara ini menjadi ajang evaluasi organisasi, penyampaian laporan pertanggungjawaban, serta pemilihan pemimpin baru yang akan membawa estafet perjuangan pada periode mendatang.

Namun, ada hal unik dalam Konfercab kali ini. Untuk pertama kalinya, IPNU-IPPNU Bojonegoro menyajikan minuman dari air hujan kepada peserta dan tamu undangan. Inisiatif ini bukan sekadar simbol, tetapi merupakan bentuk nyata kepedulian terhadap krisis air bersih yang telah lama melanda Bojonegoro. Gerakan ini juga menjadi dukungan terhadap program Gerakan Memanen Air Hujan yang diinisiasi oleh Bupati Bojonegoro terpilih, Setyo Wahono, sebagai solusi atas permasalahan air bersih di daerah tersebut.

Ketua Panitia Konfercab, Fajar Ulin Nuha, menegaskan bahwa acara ini tidak hanya menjadi ajang pergantian kepemimpinan, tetapi juga momentum membangun kesadaran sosial di kalangan pelajar.

“Kami ingin Konfercab ini tidak hanya menjadi agenda formal organisasi, tetapi juga memiliki dampak bagi masyarakat. Dengan menyajikan air hujan sebagai minuman, kami ingin menunjukkan bahwa solusi atas krisis air bersih bisa dimulai dari hal sederhana. Jika air hujan dikelola dengan baik, ini bisa menjadi sumber air bersih yang layak konsumsi. Kami berharap peserta dan tamu undangan bisa melihat ini sebagai langkah kecil menuju perubahan besar,” ujarnya.

Baca Juga :  Disnakkan Bojonegoro Imbau Asuransikan Hewan Ternak

Senada dengan itu, Ketua PC IPNU Bojonegoro, Ali Rohmatullah, menegaskan bahwa kepedulian terhadap lingkungan harus menjadi bagian dari karakter generasi muda NU.

“IPNU bukan hanya organisasi kaderisasi, tetapi juga organisasi yang harus responsif terhadap persoalan nyata di masyarakat. Krisis air bersih adalah masalah serius di Bojonegoro. Maka, sebagai generasi muda, kita tidak bisa hanya diam. Gerakan Memanen Air Hujan adalah langkah solutif yang harus kita dukung bersama. Jika kita bisa mengubah pola pikir sejak sekarang, maka di masa depan Bojonegoro tidak lagi mengalami kesulitan air bersih,” jelas Ali.

Ketua PC IPPNU Bojonegoro, Insaniatul Karimah, juga menekankan pentingnya peran perempuan dalam menjaga kelestarian lingkungan dan memastikan akses air bersih bagi masyarakat.

“Perempuan, khususnya ibu rumah tangga, adalah pihak yang paling merasakan dampak dari krisis air bersih. Oleh karena itu, IPPNU ingin menjadi bagian dari solusi. Kami mendukung penuh edukasi tentang pemanfaatan air hujan sebagai sumber air bersih. Jika generasi muda mulai terbiasa dengan konsep ini, maka di masa depan kita bisa menciptakan masyarakat yang lebih mandiri dalam menghadapi krisis air,” tegasnya.

Dukungan terhadap gerakan ini juga datang dari Ketua PC Nahdlatul Ulama (PCNU) Bojonegoro, Dr. Cholid Ubed SP.PD, yang menilai bahwa gerakan ini sejalan dengan nilai-nilai Islam dalam menjaga keseimbangan alam.

“Dalam Islam, kita diajarkan untuk tidak menyia-nyiakan sumber daya alam, termasuk air. Krisis air bersih di Bojonegoro adalah ujian yang harus kita sikapi dengan bijak. Gerakan Memanen Air Hujan ini adalah langkah nyata yang perlu kita dukung. Saya mengapresiasi inisiatif IPNU-IPPNU yang tidak hanya berpikir tentang organisasi, tetapi juga masa depan Bojonegoro. Jika para pemuda sudah sadar akan masalah ini sejak sekarang, saya yakin Bojonegoro akan menjadi daerah yang lebih baik di masa depan,” ujarnya.

Baca Juga :  Pameran Foto Jurnalistik 2021; Dalam Frame Sejarah dan Pemajuan Daerah

Ketua PW IPNU Jawa Timur, M. Rafli Rizki Reza, juga memberikan apresiasi terhadap inovasi yang dilakukan oleh IPNU-IPPNU Bojonegoro dalam menyikapi persoalan krisis air bersih.

“Kader IPNU-IPPNU harus memiliki jiwa inovatif dan solutif dalam menghadapi tantangan zaman. Inisiatif menyajikan air hujan yang telah dikelola sebagai minuman dalam Konfercab ini adalah bentuk konkret bahwa pelajar NU bisa menjadi agen perubahan. Gerakan ini harus diperluas, tidak hanya di Bojonegoro tetapi juga di daerah lain yang mengalami krisis serupa. Harapan kami, kepemimpinan yang baru nantinya tetap membawa semangat perubahan dan kebermanfaatan bagi masyarakat,” jelas Rafli.

Konfercab IPNU XVII & IPPNU XVIII Bojonegoro diharapkan tidak hanya menghasilkan pemimpin-pemimpin baru yang kompeten, tetapi juga membangun kesadaran bahwa generasi muda harus mengambil peran dalam mencari solusi atas permasalahan sosial di sekitarnya. Dengan langkah sederhana seperti memanfaatkan air hujan, IPNU-IPPNU ingin menginspirasi bahwa perubahan besar selalu dimulai dari hal kecil.

Dari Konfercab ini, IPNU-IPPNU Bojonegoro menegaskan bahwa regenerasi kepemimpinan harus disertai dengan kepedulian sosial dan aksi nyata untuk kemaslahatan umat.(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *