Suaradesa.co, Bojonegoro – Ketua LSM Angling Dharma, M. Nasir, menyatakan dukungan penuhnya terhadap pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Anti Premanisme yang baru-baru ini digagas di Bojonegoro. Ia berharap kehadiran satgas ini bisa menciptakan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat dalam beraktivitas sehari-hari.
“Semoga dengan terbentuknya Satgas Anti Premanisme ini, masyarakat bisa merasa lebih terlindungi. Saya juga memohon dengan hormat kepada institusi Polri, khususnya Polres Bojonegoro, untuk bertindak tegas bila ditemukan aksi premanisme, apalagi yang diduga dilakukan oleh oknum berbaju ormas atau LSM,” tegas Nasir.
Ia menyoroti fenomena maraknya dugaan penyalahgunaan nama LSM untuk melakukan intimidasi dan pemerasan terhadap masyarakat sipil maupun institusi pemerintahan dengan dalih pengawasan korupsi.
“Yang berhak menangani kasus korupsi hanyalah aparat penegak hukum, yakni kepolisian dan kejaksaan. Tugas LSM adalah sebagai lembaga kontrol dan mitra pemerintah, bukan menjustifikasi atau menghakimi. Bila ada temuan dugaan korupsi, seharusnya dilaporkan ke APH (Aparat Penegak Hukum), bukan dipakai sebagai alat pemerasan,” jelasnya.
M. Nasir juga mengimbau masyarakat Bojonegoro untuk tidak takut melapor apabila merasa menjadi korban pemerasan oleh oknum yang mengatasnamakan LSM. Ia bahkan secara terbuka meminta masyarakat untuk melaporkan dirinya atau anggotanya jika ditemukan melakukan pemerasan terhadap pelaksana proyek, kepala desa, maupun instansi pemerintah dengan dalih apapun.
“Sebagai Ketua LSM Angling Dharma yang sudah berdiri selama 25 tahun, saya siap untuk dilaporkan jika terbukti ada anggota kami melakukan tindakan pemerasan. Ini demi menjaga marwah lembaga dan kepercayaan masyarakat,” tukasnya.
Sementara itu, Kasat Intelkam Polres Bojonegoro, Iptu I Putu Suryawan Astawa, mengatakan jika kedatangan LSM Angling Dharma merupakan yang pertama kali.
“Hanya silaturahmi,” pungkasnya. (red)
