Berita UtamaKabar Desa

Kelompok Wanita Tani Bogo Olah Tanaman Kelor

262
×

Kelompok Wanita Tani Bogo Olah Tanaman Kelor

Sebarkan artikel ini

Suaradesa.co (Bojonegoro) – Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Bogo, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro mengolah tanaman kelor menjadi makanan khas yang menjadi ikon desa.

Hasil olahan dapat berupa teh kelor, cemilan kering, puding dan brownis berbahan dasar daun kelor.

Jenis kelor yang dipilih ialah jenis kelor India dan Afrika yang didapat dari Dinas Perhutani. Jenis ini dipilih karena selain aromanya yang tidak menyengat, daunnya bisa dipanen lebih cepat daripada kelor biasa.

“Khasiatnya sama dengan kelor biasa, namun kalau jenis India Afrika ini 2 bulan sudah berbunga, 6 bulan sudah panen kalau kelor biasa 1 tahun baru panen,” kata Mulyono, Penanggung Jawab Produksi olahan kelor KWT Desa Bogo.

Dengan pendampingan dari Universitas Ubaya, Surabaya, pengolahan kelor yang siap panen kemudian daun dipisahkan dari batang lalu dikeringkan dan siap diolah.

Baca Juga :  Aplikasi “Smart Counting“ di Mall Tangguh Semeru di Bojonegoro

Pengeringan daun kelor pun tidak boleh terkena sinar matahari, tetapi menggunakan alat pengering khusus yang disediakan oleh Universitas Ubaya.

Selama proses produksi, proses pemisahan daun dan batang lah yang memerlukan waktu lama dan tenaga kerja yang cukup banyak, pasalnya proses tersebut dilakukan secara manual.

“Jadi yang diolah benar – benar cuma daunnya saja karena khasiatnya berada di dalam daun sedangkan penawarnya ada di batang. Nanti kalau batangnya ikut terolah jadi tidak berkhasiat,” imbuhnya.

Mulyono mengaku pernah mendapat tawaran kontrak untuk menyetor 1 ton daun kelor kering ke Sidoarjo per bulannya. Namun tawaran tersebut ditolak karena kurangnya tanaman dan sumber daya manusia.

Baca Juga :  Tetap Berjuang, Ibu!!

Sebelum adanya pandemi, olahan kelor ini sudah terjual hingga ke Sidoarjo, Kediri dan Jakarta dengan total penjualan 300 – 500 pcs per bulannya.

Harga olahan kelor pun cukup terjangkau, untuk camilan harga berkisar Rp15.000 sampai Rp30.000 sedangkan untuk teh dari harga Rp25.000 sampai Rp30.000.

Jenis teh yang ditawarkan pun cukup bervariasi dari teh seduh sachet, teh tubruk hingga teh bubuk.

Sedangkan untuk olahan makanan basah seperti brownis dan pudding, KWT hanya memproduksi sesuai pesanan karena hasil olahan tidak tahan lama dan diproduksi tanpa bahan pengawet.

Store penjualan olahan kelor ini bertempatan di Gubuk Kelor yang berada tepat di depan Balai Desa Bogo. (*Tya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *