Berita UtamaSerba Serbi

Harga Cabai di Bojonegoro Masih Melambung Tinggi

271
×

Harga Cabai di Bojonegoro Masih Melambung Tinggi

Sebarkan artikel ini

Suaradesa.co (Bojonegoro) – Tren kenaikan harga pada komoditas pangan diperkirakan belum berakhir meski memasuki akhir bulan Januari 2021, khususnya pada komoditas cabai, bawang merah, telur, dan ayam.

Salah satu pedagang di pasar kota Bojonegoro, Kinanti (45), mengaku jika setiap pergantian tahun komoditas pangan tersebut selalu mengalami kenaikan yang tinggi.

“Terutama harga cabai, masih mahal sampai sekarang. Belum ada penurunan,” ujarnya, Senin (25/1/2201).

Dia mengatakan, faktor penyebab tingginya harga cabai sekarang ini dikarenakan cuaca. Setiap hari, pemborong dari wilayah Jatirogo, Kabupaten Tuban selalu mengirimkan barang-barang tersebut dengan jumlah terbatas.

Baca Juga :  Kembangkan Kompetisi Wirausaha

“Ambilnya dari Jatirogo. Jumlahnya dibatasi, karena takut busuk tidak laku,” imbuhnya.

Untuk harga cabai rawit, yang semula Rp35.000/Kg, naik menjadi Rp75.000/Kg, cabai merah keriting semula Rp30.000/Kg naik menjadi Rp70.000/Kg, cabai hijau semula Rp25.000/Kg naik menjadi Rp65.000/Kg.

Sedangkan bawang merah semula Rp28.000/Kg menjadi Rp38.000/Kg, bawang merah Rp25.000/Kg naik menjadi Rp35.000/Kg.

Dia menyebutkan, saat ini harga telur ayam berkisar Rp28.000/Kg dari harga normalnya yang berkisar Rp23.000-Rp25.000/Kg.

Sementara ayam kini seharga Rp39.000 per ekor, dari harga normalnya sekitar Rp30.000-Rp35.000 per ekor.

Baca Juga :  Kapolda Jatim Tinjau Kampung Tangguh Semeru di Bojonegoro

Tingginya harga cabai di pasar, membuat para pedagang warung makan mengeluh. Pelanggan banyak suka memakan masakan pedas, sementara harga cabai melambung tinggi.

“Saya tidak berani menurunkan porsi cabai. Ya, bagaimana lagi, tetap memasak dengan takaran seperti biasa,” kata Bu Umi, salah satu pemilik warung makan di tengah pasar.

Dia mengaku, tidak pernah menggunakan cabai kering yang sering dipakai memasak sebagai alternatif. Menurutnya, cabai kering akan mempengaruhi rasa makanan.

“Kalau tidak tawar lambungnya, ya bisa sakit perut,” pungkasnya.(*Rin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *