Berita Utama

Gus Ulil Ajak Pendakwah Sebarkan Dakwah Ramah dalam Standardisasi Imam dan Khatib

×

Gus Ulil Ajak Pendakwah Sebarkan Dakwah Ramah dalam Standardisasi Imam dan Khatib

Sebarkan artikel ini
Gus Ulil Ajak Pendakwah Sebarkan Dakwah Ramah dalam Standardisasi Imam dan Khatib
Gus Ulil Ajak Pendakwah Sebarkan Dakwah Ramah dalam Standardisasi Imam dan Khatib

Suaradesa.co, Jakarta – Lembaga Dakwah PBNU menggelar program Standardisasi Kompetensi Imam dan Khatib pada Jumat (26/04/2025) di Masjid Istiqlal. Program ini merupakan angkatan ke-9, yang disebut Gus Ulil sebagai “angkatan keramat” karena angka 9 berkaitan erat dengan NU. LD PBNU mengadakan kegiatan ini bersama Lembaga Takmir Masjid PBNU dan Badan Pengurus Masjid Istiqlal.

Sebanyak 190 peserta dari berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa, pendakwah, hingga pegawai Kementerian Agama, mengikuti kegiatan ini. Sejumlah tokoh juga hadir, seperti Ketua PBNU Dr. KH. Ulil Abshar Abdalla, MA., Dirjen Bimas Islam Prof. Dr. Abu Rokhmad, M.Ag., Kepala Pendidikan dan Pelatihan Masjid Istiqlal Dr. KH. Mulawarman Hannase, Lc., M.Hum., serta Sekretaris LD PBNU KH. Nurul Badruttamam, MA., bersama para pemateri dan asesor.

Sekretaris LD PBNU, Kiai Nurul, menjelaskan bahwa angkatan ini mencatat sejarah sebagai kegiatan dengan jumlah peserta terbanyak sepanjang penyelenggaraan program. Ketua PBNU, Gus Ulil, menambahkan bahwa angkatan ini keramat karena angka 9 sangat identik dengan NU.

Kiai Mulawarman mewakili Masjid Istiqlal untuk membuka acara. Ia menegaskan bahwa Masjid Istiqlal dan Nahdlatul Ulama berbagi semangat dakwah yang sama, yaitu menyebarkan Islam Ahlussunnah wal Jamaah yang rahmatan lil ‘alamin dan mempersatukan umat.

Prof. Abu Rokhmad memberikan apresiasi atas program ini dan berterima kasih kepada NU. Ia menekankan pentingnya mimbar dakwah diisi oleh pendakwah yang membawa pesan rahmat, kasih sayang, dan keramahan. Menurutnya, para pendakwah berilmu harus percaya diri mengisi mimbar-mimbar dakwah.

Prof. Abu Rokhmad juga memuji NU sebagai ahlussunnah yang konsisten menyebarkan Islam penuh cinta.

Setelah acara, Gus Ulil menyampaikan mau’idhah hasanah dan doa. Dalam kesempatan itu, ia menjelaskan politik pendakwah atau Siyasah al-Wu’adz menurut Imam Ghazali. Gus Ulil menegaskan bahwa pendakwah memegang peranan penting, meskipun tidak semua pendakwah adalah ‘Alim, dan tidak semua ‘Alim cakap beretorika seperti pendakwah.

Ia meluruskan bahwa politik dalam konteks ini berarti mengayomi, bukan politik praktis. Pendakwah harus mampu menyampaikan ilmu para Ulama kepada masyarakat.

Gus Ulil mengingatkan bahwa setiap Muslim wajib berijtihad. Ia membedakan bentuk ijtihad tersebut: Ulama berijtihad dengan ilmunya, pendakwah berijtihad dengan menyambung lidah Ulama, dan orang awam berijtihad memilih Ulama yang sesuai.

Ia juga mengingatkan pendakwah agar mengedukasi jamaah untuk tidak mencela tokoh agama lain meskipun berbeda pilihan. “Orang ‘alim boleh berbeda pendapat, berdiskusi keras, bahkan saling mengkritik. Namun, orang awam tidak boleh ikut-ikutan mencela,” tegasnya.

Gus Ulil mengajak para pendakwah untuk menghindari tema-tema kontroversial yang bisa memancing kesalahpahaman. Ia menekankan ajaran Ulama tentang ‘adalah shahabah bahwa semua sahabat Nabi adalah orang-orang mulia.

Pendakwah perlu merenungkan makna Masjid Jami’ yang menjadi tempat shalat Jum’at. Masjid Jami’ bertujuan menyatukan semua kalangan, terutama orang awam.

Karena itu, Gus Ulil mendorong pendakwah untuk memilih materi khutbah yang ringan, mempersatukan, dan menghindari bahasan rumit seperti fikih perbedaan (khilafiyah) maupun politik praktis. (red)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *