Suaradesa.co (Bojonegoro) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Bojonegoro untuk memantau serapan gabah dan padi milik petani dalam rangka menyikapi anjloknya harga gabah yang terjadi hampir menyeluruh di wilayah Jawa Timur.
Kunjungan yang dihadiri Forum Komunikasi Daerah (Forkopimda) Kabupaten Bojonegoro, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Dinas Perdagangan, Bulog Sub Divre III Bojonegoro, Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) ini dilakukan di gudang penggilingan padi di Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, Minggu (4/4/2021).
Dia mengungkapkan, jika kebijakan import pemerintah pusat merupakan Irion Stock. Iron Stock ini dilakukan jika perlu, namun tidak semua masyarakat memahami istilah Iron Stock dan langsung mempengaruhi harga gabah dan beras di lapangan.
“Saya sudah mengidentifikasi faktor yang menyebabkan anjloknya harga gabah, salah satunya kualitas gabah,” tukasnya.
Menurutnya, permasalahan petani itu yang harus segera ditindaklanjuti dengan
menyurati Kementrian BUMN, Menteri Pertanian, dan Menteri Perdagangan untuk melakukan serapan gabah dan beras yang masih dari Bulog dan menyediakan kebutuhan petani yaitu alat pengering padi atau driyer.
“Oleh sebab itu, saya mengajak Dirut Bank Jatim supaya bisa bekerjasama dengan kelompok tani dalam pemenuhan dryer atau kebutuhan lainnya,” tegasnya.
Ditegaskan, tindak lanjut dari kunjungan hari ini adalah bagaimana agar Bank Jatim bisa bekerjasama dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) juga pebisnis beras supaya tersupport.
Dia mengungkapkan, jika saat ini produksi beras di Jawa Timur tertinggi di Indonesia menggeser Jawa Tengah. Oleh sebab itu, anjloknya harga gabah harus ada solusi strategis namun harus ada operator dan regulator yang jelas.
“Adanya operator dan regulator ini penting agar jika terjadi surplus beras cepat terserap. Begitupula jika ada masalah dengan gabah juga akan terpenuhi solusinya,” tegasnya. (*Rin)
