suaradesa.co (Bojonegoro) -Dampak dari adanya pandemi covid-19 di Indonesia melumpuhkan beberapa sektor. salah satunya adalah sektor pariwisata yang terdampak paling parah lantaran beberapa daerah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Keputusan pemerintah untuk kembali membuka tempat ibadah, pasar hingga beberapa pusat berbelanjaan seperti supermarket dan departmen store serta mall, membuat Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPRD Jawa Timur mengusul dan mendukung dibukanya kembali wisata religi di Jawa Timur. Namun, tetap dengan prosedur protokol kesehatan yang ketat.
“Setelah pembatasan sosial di beberapa daerah, pemerintah kabupaten/kota bisa kembali membuka situs-situs religi di Jawa Timur,” kata Ketua Fraksi PKB Jatim, Fauzan Fuadi saat dikonfirmasi di Surabaya, Sabtu (6/6/2020).
Jawa Timur memiliki banyak situs religi yang ditutup akibat wabah virus Corona. Di antaranya, makam Sunan Ampel di Surabaya, Sunan Maulana Malik Ibrahim dan Sunan Giri di Gresik, Sunan Drajat di Lamongan, hingga Sunan Bonang di Tuban.
Belum lagi dengan komplek makam Troloyo di Mojokerto, makam Mbah Hamid di Pasuruan, makam Gus Dur di Jombang, hingga makam Bung Karno di Kota Blitar serta situs religi lainnya yang ada di Jatim.
Apalagi, lanjutnya, pemerintah telah membatalkan keberangkatan Haji di tahun 2020 ini.
“Dengan berziarah ke makam para auliya yang ada di Jatim, setidaknya dapat mengobati muslim yang gagal berangkat haji tahun ini,” kata pria yang juga menjabat sebagai Wakil Sekretaris DPW PKB Jatim ini.
Selain itu, keputusan ini juga akan berdampak positif terhadap ekonomi masyarakat sekitar kawasan.
“Setelah ditutup sekian lama, dampak spiritual maupun material tentu sangat terasa. Sehingga, apabila kembali dibuka UMKM di sekitar komplek makam kembali tumbuh. Juga, tukang parkir, tukang ojek dan pelaku ekonomi menengah ke bawah lainnya tentu akan menggeliat perlahan-lahan,” jelas Anggota Komisi C DPRD Jatim ini.
Nantinya, dalam membuka kembali wisata tersebut, pemda maupun pemkot harus tetap mematuhi protokol kesehatan.
“Dengan mengedepankan protokol ketat pencegahan Covid-19 akan mengantisipasi munculnya klaster baru,” tegasnya.
Ia mengusulkan pembukaan wisata religi dilakukan secara bertahap dengan dimulai untuk warga dari kabupaten/kota sekitar saja.
“Berikutnya, apabila keadaan sudah lebih baik, maka dibuka lebih luas lagi. Tentu semua dengan pengawasan yang super ketat,” pungkasnya.(wed/*)