Berita UtamaKabar Kota

Dari Pendidikan Bahasa Inggris Gratis Hingga Wisata Edukasi Inilah Perjuangan Priyo Pertahankan Kampung Tumo

262
×

Dari Pendidikan Bahasa Inggris Gratis Hingga Wisata Edukasi Inilah Perjuangan Priyo Pertahankan Kampung Tumo

Sebarkan artikel ini

Suaradesa.co (Hargomulyo) – Keberadaan Kampung Inggris di Dusun Tumo, Desa Hargomulyo, Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menjadi daya tarik tersendiri.

Pasalnya dusun tersebut menjadi pusat pendidikan
bahasa inggris, pramugari, serta perhotelan.

Pendiri Kampung Inggris, Priyo Martono (39), menuturkan pendidikan bahasa inggris di desanya dinilai kurang maksimal, tidak seperti layaknya di kota.

Itulah sebabnya, mengapa Priyo semangat
untuk mendirikan Kampung Inggris atau biasa disebut Kampung Tumo.

Dia berpendapat, untuk bisa bersaing di zaman sekarang ini, kunci utamanya adalah di bahasa, terutama bahasa asing.

“Bahasa Inggris ini salah satunya,”jelasnya, Rabu (8/7/2020).

Priyo berharap kemampuan bahasa Inggris tidak hanya dimiliki orang kota yang notabene memiliki kemampuan biaya, tapi di desa pun punya kekuatan berupa kurikulum
konsep pendidikan yang standarnya mungkin nasional atau bahkan internasional.

Pria yang juga memiliki lembaga kursus di Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, menuturkan, tujuan mendirikan Kampung Inggris Tumo sebenarnya sangat sederhana.

Negara itu disebut maju jika Sumber Daya Manusianya (SDM) maju, sedangkan SDM maju itu kalau pendidikannya maju. lebih lanjut dia mengatakan selama ini desa identik dengan
keterbelakangan, kebodohan, dan kemiskinan.

Baca Juga :  Melangkah Sesuai SKB: Bojonegoro Siapkan Satgas Netral untuk Pemilu 2024

“Karena pendidikannya tidak pernah disentuh oleh pemerintah,” imbuhnya.

Priyo mengatakan pada awal membuka lembaga kursus bahasa Inggris, dia menggratiskan biaya untuk masyarakat lokal dengan cara langsung mengundang siapapun yang ingin
kursus bahasa Inggris mulai dari sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP) atau siapapun yang ingin belajar bahasa Inggris dipersilahkan langsung datang
ke Kampung Inggris Tumo.

Pada awalnya peserta mencapai 500 lebih yang berasal dari seluruh kecamatan Kedewan. Namun seiring berjalannya waktu jumlahnya menurun
drastis karena orang tua yang mengantar terkendala waktu bekerja.

“Hampir semuanya datang untuk merasakan pusat pelatihan yang dibuat seperti Kampung Inggris di Pare, Kediri,” tandasnya.

Sedangkan upaya yang dilakukan agar Kampung Inggris Tumo dikenal luas adalah dengan konsep wisata edukasi. Karena lembaga pusat pelangihan tersebut tidak hanya berfokus pada
kursus bahasa Inggris melainkan ada pengembangan diri, public speaking, sekolah pramugari, perhotelan, dan lain-lain.

Baca Juga :  Sukowati Field Tambah 1000 Barel melalui Well Intervention

Untuk tenaga pengajar sendiri menyesuaikan dengan materi yang dibutuhkan, misalkan yang dibutuhkan bahasa inggris dia menerjunkan tutor yang saat ini sudah ada empat
sampai lima orang.

“Untuk tutor pramugari mendatangkan instruktur dari luar kota seperti Surabaya, Jakarta, dan Bali.
Sedangkan anak didik berasal dari seluruh nusantara seperti Bali, Medan, dan bahkan dari Aceh,” tegasnya.

Saat ditanya bagaimana respon dari Pemkab Bojonegoro
mengenai keberadaan Kampung Tumo, sejauh ini pihaknya sudah sering kolaborasi dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, itupun hanya sebatas memberikan pelatihan tentang kepribadian.

“Akan tetapi bantuan dalam bentuk materi ataupun sarana dan prasarana dari Pemkab Bojonegoro sampai saat ini belum ada. “Secara riil mereka hanya memberikan support
dari sisi verbal saja,” terang Priyo.

Pria yang juga masih aktif sebagai Pramugara Maskapai Internasional tersebut berharap kedepannya Pemkab Bojonegoro juga bisa turut andil untuk memberikan sumbangsih
baik berupa penataan jalan atau mungkin juga peralatan-peralatan yang mereka butuhkan. (*Abr)

Penulis ; Abror

Editor ; Nafita Sari

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *