Suaradesa.co (Bojonegoro) – Dalam rangka rangkaian peringatan Hari Ibu, Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menggelar Sosialisasi Pencegahan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Serta Pencegahan Perkawinan Anak di Pendopo Malowopati, Kamis (17/12/2020).
Bupati Bojonegoro, Anna Mu’awanah menyampaikan, jika manusia tidak bisa lepas dari siklus kehidupan mulai menjadi anak-anak, sekolah mulai SD, SLTP, sampai SLTA, mahasiswa, bekerja atau menikah kemudian menua.
“Itu semua tahapan, sehingga kita menjadi wanita harus tangguh sedini mungkin,” tegasnya.
Bahkan, bupati wanita pertama di Bojonegoro ini mencontohkan, di luar negeri tepatnya Sidney, ada sekolah khusus perempuan mulai tingkat SD hingga mahasiswa. Hal itu dikarenakan, berdasarkan kajian di sana, perempuan memiliki nilai kecerdasan lebih tinggi dari laki-laki.
“Kalau ada wanita cerdas tapi tidak berkembang, mungkin karena faktor lingkungan. Ini yang butuh dukungan agar bisa memanfaatkan kecerdasannya dengan baik,” tukasnya.
Wanita yang akrab disapa Bu Ana ini menegaskan, jika wanita yang menikah dini belum ada kematangan jiwa. Sehingga, dengan pasangan kondisi psikologis akan labil pada tahun-tahun pertama.
“Tahun pertama banyak cekcok, banyak keributan dan pasti memiliki pengaruh psikologis,” tukasnya.
Ada juga istri yang tidak diberi kesempatan oleh suaminya untuk berkarir. Padahal menempuh pendidikan hingga S2 tapi dituntut di rumah saja.
“Padahal, perempuan cerdas kalau tidak diberi kesempatan, maka belum bisa maksimal dalam tata kehidupan dan pembangunan,” lanjutnya.
Dia mengatakan, jika selama ini wanita dianggap tidak pantas untuk pekerjaan yang macho. Padahal, Satpol PP juga merekrut tenaga perempuan.
“Namun demikian, kita punya kodrat yang tidak bisa diwakilkan. Kita ada faktor biologis yang tidak bisa diwakilkan yakni melahirkan dan menyusui,” tukasnya.
Sehingga sehebat apapun, sebagai perempuan harus mengimbangi kodrat yang tidak bisa diwakilkan tersebut. karena salah satu generasi bangsa tumbuh kembangnya dari kaum ibu (perempuan).
“Biasanya kalau sudah maju tidak butuh laki-laki. Tapi jangan seperti itu. Kita hidup diciptakan berpasangan dan saling membutuhkan,” tukasnya.
Di akhir sambutan, Bupati Anna mengajak semua peserta untuk menjadikan Bojonegoro semakin baik maju dan berkembang.
Acara tersebut diikuti oleh 150 peserta dari pelajar atau siswi SMA di Kabupaten Bojonegoro. Dengan menggunakan seragam kebaya, mereka mengikuti sosialisasi dengan menerapkan protokol kesehatan.(*rin)