Suaradesa.co, Bojonegoro – Meskipun belum ada kepastian berangkat ke Tanah Suci tahun ini, sebanyak 170 calon jemaah haji (CJH) cadangan di Bojonegoro tetap mengikuti manasik haji secara penuh.
Kegiatan ini menjadi bukti keseriusan mereka dalam mempersiapkan ibadah meski berstatus “cadangan”.
Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah Kantor Kemenag Bojonegoro, Abdulloh Hafidz, menyebutkan bahwa manasik ini tetap penting untuk memberikan bekal spiritual dan teknis kepada para CJH cadangan.
“Status cadangan bukan berarti mereka tidak perlu bersiap. Justru mereka harus lebih siap secara mental karena sewaktu-waktu bisa dipanggil,” ujar Hafidz.
Para CJH cadangan ini dijadwalkan mengikuti manasik di Aula Kantor Kemenag Bojonegoro pada Kamis (8/5) dan Jumat (9/5).
“Siap berangkat atau tidak, manasik ini adalah bagian dari penguatan iman dan pemahaman ibadah. Dan itu sangat penting,” tambah Hafidz.
Salah satu peserta, Mahfudhoh mengatakan, jika akan mendapatkan materi bimbingan, simulasi pelaksanaan haji.
“Juga pendalaman makna spiritual ibadah,”ungkapnya.
Fenomena kesiapan penuh para CJH cadangan ini menunjukkan bahwa ibadah haji bukan hanya soal antrean dan administrasi, tetapi juga soal kesiapan batin menghadapi panggilan Ilahi kapan saja. Kemenag pun menegaskan bahwa seluruh CJH cadangan disiapkan dengan standar yang sama seperti CJH reguler.
Kesiapan para CJH cadangan ini seolah menjadi cermin keikhlasan dan keteguhan hati umat Islam dalam menjalani rukun Islam kelima—bahkan ketika ketidakpastian masih membayangi.(red)