Berita Utama

Bojonegoro Pacu Pertanian Berkelanjutan dengan Penguatan BUMDes

×

Bojonegoro Pacu Pertanian Berkelanjutan dengan Penguatan BUMDes

Sebarkan artikel ini

Suaradesa.co, Bojonegoro – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro terus mendorong sektor pertanian melalui berbagai program inovatif guna memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Langkah tersebut mencakup peningkatan produksi, pemberian hibah kepada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), serta pemanfaatan teknologi digital berbasis pertanian cerdas.

Menurut data Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bojonegoro, produksi gabah kering giling (GKG) di Bojonegoro pada tahun 2024 mencapai 883.114 ton, mengalami peningkatan signifikan dibanding tahun sebelumnya.

Plt Kepala Dinas DKPP Bojonegoro, Zaenal Fanani, menyebut bahwa capaian ini merupakan hasil dari berbagai kebijakan strategis pemerintah daerah, termasuk optimalisasi lahan pertanian dan penyuluhan intensif kepada petani.

Baca Juga :  IDFos dan EMCL Dampingi BUMDes Kelola Sampah Pasar Gayam

“Kami terus mendorong inovasi dalam pertanian, termasuk melalui sistem irigasi yang lebih efisien serta penggunaan pupuk yang lebih optimal. Selain itu, program pendampingan terhadap petani juga terus diperkuat,” ujarnya.

Dalam upaya meningkatkan kemandirian ekonomi desa, Pemkab Bojonegoro mengalokasikan dana hibah sebesar Rp 1,5 miliar untuk 15 BUMDes yang bergerak di sektor pertanian. Setiap desa mendapatkan bantuan Rp 100 juta guna mendukung pengembangan usaha pertanian di tingkat lokal.

Baca Juga :  Inilah Upaya Pemkab Bojonegoro Atasi Kelangkaan Pupuk Bersubsidi

“BUMDes memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian desa. Dana hibah ini bertujuan memperkuat usaha pertanian agar lebih mandiri dan berkelanjutan,” kata Kepala Dinas PMD Bojonegoro, Machmudin.

Salah satu petani di Desa Pojok, Suparno mengatakan jika hibah tersebut memberikan manfaat untuk menanam bibit singkong dan cabai di lahan kosong.

Dia mendukung program ini untuk mengedukasi masyarakat agar lebih aktif dalam memanfaatkan lahan kosong guna produksi pangan lokal.

“Harapannya, ini bisa menjadi contoh bagi petani dalam memanfaatkan lahan yang ada untuk ketahanan pangan,” ujarnya.(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *