Berita Utama

BMKG Jelaskan Penyebab Udara Panas di Pulau Jawa

×

BMKG Jelaskan Penyebab Udara Panas di Pulau Jawa

Sebarkan artikel ini
BMKG Jelaskan Penyebab Udara Panas di Pulau Jawa
BMKG Jelaskan Penyebab Udara Panas di Pulau Jawa

Bojonegoro – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengungkapkan penyebab udara terasa panas yang melanda sebagian besar wilayah Indonesia, terutama di Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara.

Salah satunya di Kabupaten Bojonegoro, warga mengeluhkan suhu udara yang terasa sangat panas, meskipun beberapa wilayah telah mengalami hujan di sore hingga malam hari.

Kepala Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramadhani, menjelaskan bahwa suhu panas disebabkan oleh kondisi cuaca yang cerah dan minimnya pertumbuhan awan, terutama pada siang hari.

“Penyinaran Matahari ke permukaan Bumi tidak mengalami hambatan signifikan oleh awan di atmosfer, sehingga suhu di luar ruangan terasa sangat terik,” jelas Andri pada Kamis (3/10/2024).

Baca Juga :  BPBD Bojonegoro Pantau Intensif Daerah Rawan Bencana

BMKG mencatat suhu maksimum harian di beberapa wilayah, dengan Nusa Tenggara Barat mencapai 36,6 derajat Celsius dan Sulawesi Selatan mencapai 36,5 derajat Celsius. Di Pulau Jawa, suhu mencapai 36,4 derajat Celsius.

Andri juga menambahkan bahwa fenomena Matahari berada di atas Pulau Jawa yang terjadi pada 8-14 Oktober 2024 turut berkontribusi pada kenaikan suhu. Namun, fenomena ini bukan satu-satunya penyebab panas ekstrem.

Faktor-faktor lain seperti kecepatan angin, tutupan awan, dan kelembapan udara juga mempengaruhi kondisi suhu terik yang dialami beberapa wilayah Indonesia.

Baca Juga :  Bupati Bojonegoro Pimpin Apel Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional di Desa Banjarsari

BMKG memprediksi kondisi udara panas ini akan terus berlangsung hingga Oktober 2024, karena dominasi cuaca cerah masih terjadi di siang hari.

Terpisah, Kepala BPBD Bojonegoro, Anie Laela, menyatakan bahwa meskipun BMKG telah memprediksi puncak kekeringan pada bulan Oktober tahun ini, perubahan cuaca yang tidak menentu telah menyebabkan hujan mulai turun.

“Oleh karena itu, masyarakat perlu mewaspadai pergantian cuaca, terutama potensi hujan lebat yang disertai angin kencang dan petir, ” pungkasnya. (rin)