Berita Utama

Bank Jatim Terpuruk, HMI Bojonegoro Desak RUPS-LB: Soroti Minimnya Kontribusi terhadap PAD dan UMKM

×

Bank Jatim Terpuruk, HMI Bojonegoro Desak RUPS-LB: Soroti Minimnya Kontribusi terhadap PAD dan UMKM

Sebarkan artikel ini
Bank Jatim Terpuruk, HMI Bojonegoro Desak RUPS-LB: Soroti Minimnya Kontribusi terhadap PAD dan UMKM
Bank Jatim Terpuruk, HMI Bojonegoro Desak RUPS-LB: Soroti Minimnya Kontribusi terhadap PAD dan UMKM

Suaradesa.co, Bojonegoro — Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bojonegoro menyampaikan keprihatinan atas penurunan kinerja keuangan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) selama tahun 2023. Penurunan ini dinilai berdampak langsung terhadap kontribusi Bank Jatim dalam mendukung pembangunan ekonomi daerah, khususnya di Kabupaten Bojonegoro.

Data menunjukkan, laba bersih Bank Jatim turun 4,67%, dari Rp1,54 triliun pada tahun 2022 menjadi Rp1,47 triliun pada 2023. Penurunan ini didorong oleh naiknya beban operasional sebesar 9,25% secara tahunan, yang mencapai Rp3,834 triliun. Beban tersebut terutama berasal dari penyisihan kerugian penurunan nilai aset keuangan, serta meningkatnya biaya tenaga kerja dan tunjangan karyawan.

Menanggapi kondisi tersebut, HMI Cabang Bojonegoro mendesak digelarnya Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) untuk mengevaluasi secara menyeluruh manajemen Bank Jatim. Ketua Umum HMI Cabang Bojonegoro, Rony Sugiarto, menegaskan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan lembaga keuangan daerah.

Baca Juga :  Harga Ayam dan Daging Sapi di Bojonegoro Masih Stabil, Diperkirakan Naik H-3 Lebaran

“Kami menilai perlunya evaluasi menyeluruh terhadap manajemen Bank Jatim untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan,” tegas Rony.

HMI juga menyampaikan tiga rekomendasi strategis:
1. Pelaksanaan RUPS-LB sebagai forum evaluasi total terhadap manajemen dan kebijakan Bank Jatim, termasuk kemungkinan pergantian direksi.
2. Peninjauan menyeluruh terhadap kinerja manajemen dan dewan direksi.
3. Peningkatan transparansi, pengelolaan risiko, serta pengendalian internal.

Selain penurunan laba, HMI turut menyoroti lemahnya kontribusi Bank Jatim terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Bojonegoro. Hingga akhir 2024, setoran dividen kepada Pemerintah Kabupaten Bojonegoro tercatat hanya sekitar Rp4,2 miliar, sangat kecil dibandingkan dengan nilai penyertaan modal daerah yang mencapai lebih dari Rp100 miliar.

Masalah lainnya adalah minimnya penyaluran kredit produktif bagi pelaku UMKM dan sektor riil di Bojonegoro. HMI menilai hal ini menghambat pertumbuhan ekonomi masyarakat di tingkat bawah.

Baca Juga :  Harga Ayam dan Daging Sapi di Bojonegoro Masih Stabil, Diperkirakan Naik H-3 Lebaran

Rony menyampaikan bahwa HMI akan terus mengawal isu ini demi mewujudkan lembaga keuangan daerah yang sehat, profesional, dan pro-rakyat.

“HMI Cabang Bojonegoro berdiri bersama masyarakat. Kami tidak akan tinggal diam melihat lembaga keuangan daerah dikelola tanpa transparansi dan akuntabilitas. Sudah saatnya suara rakyat didengar dan tindakan nyata diambil,” ujarnya.

HMI juga menyoroti tiga persoalan pokok Bank Jatim di daerah: Rendahnya kontribusi terhadap PAD, Minimnya akses kredit produktif untuk UMKM, Kurangnya inovasi dan transformasi digital dalam pelayanan.

Dengan desakan ini, HMI berharap Bank Jatim dapat segera melakukan perbaikan kinerja dan menjadi mitra strategis pembangunan ekonomi lokal, khususnya di Bojonegoro.(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *