Suaradesa.co (Bojonegoro) – Konsorsium Penguatan Desa Tanggap COVID-19 (PDTC) meluncurkan empat film singkat sebagai media literasi digital untuk meningkatkan pemahaman masyarakat rentan terkait pandemi COVID-19 dan upaya-upaya pencegahannya melalui Zoom Meeting, Selasa (15/9/2020). PDTC terdiri dari empat organisasi kemanusiaan yaitu Asosiasi untuk Demokrasi dan Kesejahteraan Sosial (Ademos), Yayasan Pengembangan Kemanusiaan Donders (YPKD), Atmawidya Alterasi Indonesia (AAI/Alterasi), dan Association of Resiliency Movement (ARM).
Film ini terdiri dari empat seri yang masing-masing menangkat tema seperti pentingnya penggunaan masker dan social distancing dengan judul “Menjaga diri menjaga keluarga”, solidaritas masyarakat di bawah judul “Bersama pasti bisa”, peningkatan daya tahan pangan ketika masa pandemi dengan memanfaatkan lahan sebagai media bercocok tanam kebutuhan pangan sehari-hari serta budidaya ikan yang diberi judul “Bertahan untuk menang”, serta pentingnya memberikan kesempatan pada kelompok rentan untuk tetap produktif selama pandemi “Kampungku sumber hidupku”.
Keempat film singkat tersebut diharapkan dapat berkontribusi dalam mendidik sekaligus menumbuhkan kesadaran masyarakat, terutama kelompok rentan dan marginal dalam merespon pandemi.
“Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang apa itu covid-19, bagaimana cara penularan dan apa saja yang harus dilakukan supaya masyarakat tidak paranoid tapi memiliki kesadaran dan bisa lebih waspada dalam merespon pandemi,” jelas Titok Hariyanto selaku Project Manajer.
Bahan literasi berbasis media audio-visual ini lazim dilakukan oleh Konsosrsium PDTC sebagai upaya komunikasi dan kampanye selama ini. Sebelumnya, PDTC melakukan pengumpulan data mengenai kelompok rentan dan marginal serta diskusi mengenai apa saja aspirasi dari mereka, penyemprotan disinfektan, layanan konsultasi kesehatan dan psikologi, dan di akhir nanti akan dilakukan advokasi mengenai pengembangan sumber kehidupan yang berkelanjutan.
“Peluncuran berbagi seri film literasi COVID-19 merupakan bagian dari strategi komunikasi dan advokasi kami,” ungkap Andy Reza selaku ketua Association of Resiliency Movement (ARM).
Pihaknya mencoba mengoptimalkan berbagai media komunikasi demi mempermudah akses infomasi masyarakat, yang otomatis juga merupakan upaya pendidikan publik terkait pencegahan penularan COVID-19. Kasus COVID-19 terus meningkat, dan hal ini berhubungan dengan sikap dan kesadaran dari masyarakat dalam menerapkan disiplin protokol kesehatan.
“Kita sama-sama berkomitmen untuk tetap memakai masker ketika keluar rumah, saat bekerja dan lain-lain agar ketika pulang ke rumah kita tidak membawa penyakit tapi membawa kebahagiaan. Komitmen untuk tetap jaga jarak jaga hati agar bisa meilindungi diri sendiri, keluarga dirumah dan juga masyarakat.” jelas Ashodiqurrosyad, Project Officer Ademos Indonesia.
Kegiatan ini didukung oleh SIAP SIAGA, program kemitraan pemerintah Indonesia dan Pemerintah Australia dalam Penanggulangan Resiko Bencana.(*)