Suaradesa.co (Bojonegoro) – Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan besaran Alokasi Dana Desa (ADD) di Bojonegoro tahun 2020 mengalami penurunan.
“Karena Dana Bagi Hasil (DBH Migas) nya turun, ADDnya juga turun,” kata Kepala Bapenda, Ibnoe Soeyoeti, Sabtu (30/5).
Dia katakan, didalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2019, besaran ADD untuk 419 desa di 28 Kecamatan adalah sebesar Rp617 miliar. Sementara di APBD tahun 2020 turun menjadi Rp306 miliar.
“Turun hampir setengahnya,” ungkap Ibnoe.
Penurunan itu dikarenakan pendapatan dari DBH migas juga menurun. Dari tahun sebelumnya sebesar Rp1,9 triliun, di APBD 2020 hanya berkisar Rp956 miliar.
“Semua desa termasuk desa penghasil migas juga turun, sampai Rp1 miliar atau Rp2 miliar saja,” tandasnya.
Pihaknya berharap, didalam APBD Perubahan 2020, besaran DBH Migas bisa meningkat terlebih banyak faktor pendukung seperti masa puncak produksi Blok Cepu masih berlangsung hingga 200 ribu Bph lebih, harga minyak mentah dunia sedang bagus, dan masih banyak lagi.
“Kalau di APBD Perubahan 2020 ada tambahan DBH Migas, ya nanti ADD nya disesuaikan lagi,” pungkasnya. (*/Wed).